Laman

Minggu, 31 Mei 2015

Melihat Pulau Terluar Menggunakan Citra Penginderaan Jauh



Penginderaan jauh adalah pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya dari pesawat, pesawat luar angkasa, satelit, kapal atau alat lain.

sumber : id.wikipedia.org/wiki/Berkas:KomponenPJ.jpg


Dewasa ini, istilah penginderaan jauh lebih mengacu pada pemanfaatan satelit sebagai wahana perekaman data. Pemanfaatan satelit dalam penginderaan jauh antara lain untuk memantau cuaca, pemetaan permukaan bumi, perkebunan, pembuatan DAS, dll. Teknologi pemanfaatan satelit berkembang seiring meningkatnya resolusi spasial dari citra yang dihasilkan. Resolusi spasial adalah luas wilayah terkecil yang mampu direkam citra. Saat ini sudah ada citra satelit yang memiliki resolusi spasial hingga 1,5 m x 1,5 m.

Penggunaan teknologi penginderaan jauh ini sangat tepat apabila digunakan di daerah yang luas dan sulit untuk dilakukan pemetaan secara terestris. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu pulau-pulau baik besar maupun kecil. Untuk dapat melakukan pemetaan keseluruhan pulau tersebut secara langsung tentu membutuhkan waktu dan biaya yang sangat banyak. Untuk itu aplikasi penginderaan jauh dapat dimanfaatkan untuk tujuan pemetaan pulau kecil dan terluar Indonesia. 

Citra satelit untuk pemetaan pulau terkecil dapat diperoleh dari penyedia jasa citra satelit secara berbayar atau bisa diunduh secara gratis melalui internet. Sebelum dilakukan pemetaan, perlu dilakukan georeferencing terlebih dahulu pada citra penginderaan jauh agar koordinat hasil pemetaan sama dengan koordinat sebenarnya di lapangan.  Setelah itu dapat dilakukan proses pembuatan peta melalui identifikasi objek di citra seperti vegetasi, permukiman dan perairan. 

Selain digunakan pemetaan pulau-pulau terluar, citra satelit juga bisa digunakan untuk menghitung pulau-pulau di Indonesia serta analisis abrasi pantai terhadap pulau. Syaratnya adalah citra yang digunakan memiliki resolusi temporal tinggi sehingga data akan selalu update dari waktu ke waktu. Resolusi temporal merupakan waktu yang diperlukan satelit untuk mengorbit pada wilayah yang sama. Dari data waktu ke waktu maka dapat dilihat perubahan garis pantai akibat abrasi air laut yang terjadi di pulau terluar tanpa harus mendatangi pulau tersebut secara langsung.

Citra Landsat 8

Dengan semakin baiknya resolusi spasial dan resolusi temporal dari citra satelit, maka semakin banyak hal yang bisa dilakukan dari hanya sekedar melihat pulau terluar melalu penginderaan jauh. Perkembangan teknologi geospasial juga memungkinkan untuk intergarasi data penginderaan jauh menjadi sebuah Sistem Informasi Geospasial mengenai pulau-pulau kecil dan terluar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar